Sabtu, 17 Oktober 2009

MUI Minta 'Pin Nabi’ yang Beredar Ditarik

MAKASSAR--Beredarnya pin yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW terus mengundang protes. Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Perwakilan Makassar, kemarin mendatangi Markas Polres Makassar Timur dan melaporkan secara resmi dua warga yang menyimpan dan mengedarkan pin tersebut.

Ketua Umum LPPI, Muhammad Said Abdul Shamad mengatakan, ulah kedua orang tersebut bisa meresahkan kalangan umat Islam.

Kedatangan Said ke Mapolres Makassar Timur didampingi Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar, Arifuddin Ahmad. Menurut Said, LPPI menempuh proses hukum agar kasus tersebut diusut tuntas. Ia mengatakan, beredarnya pin begambar wajah Nabi itu menunjukkan adanya indikasi upaya mengedarkan budaya Iran ke Indonesia. "Ini bisa meresahkan masyarakat muslim lainnya," ujar Said.

Sebelumnya, berlangsung pertemuan tertutup antara MUI dengan pihak kepolisian yang diikuti Arifuddin dan Said. Usai pertemuan tersebut, Arifuddin membeberkan bahwa pin tersebut jelas menginterpretasikan ilustrasi yang disebut wajah Nabi. Karena itu, MUI meminta agar seluruh gambar yang mengilustrasikan wajah Nabi itu segera ditarik dari peredaran.

Arfuddin mengatakan, polisi harus bekerja mengungkapkan motif penyebaran pin tersebut, ‘’Jika motifnya pelecehan agama, maka polisi harus menindak tegas. Tapi kalau mereka tidak tahu atau karena lalai, kami juga minta polisi memeriksa dengan teliti agar tidak salah menjatuhkan hukuman,’’ ujarnya.

Kasat Reskrim Polresta Makassar Timur, AKP Eliester Dharma Bahagia Ginting mengatakan, akan memanggil ulang dua orang pengedar pin, Bahanda dan Irianto, yang sudah dipulangkan Kamis lalu. Namun ia belum memastikan kapan jadwal pemanggilan tersebut dilakukan. Terkait dengan kasus ini, pihak kepolisian berjanji akan melakukan pemeriksaan secara bertahap untuk penyelesaian kasus tersebut.

Sementara itu, ketua umum Pengurus Wilayah Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Sulsel, Syamsuddin Baharuddin membantah jika kedua pengedar pin bergambar wajah Nabi tersebut adalagh anggota IJABI. Menuru Syamsuddin, baik Bahanda maupun Irianto tidak pernah mengikuti pengkaderan IJABI. "Kecuali kalau mereka pernah ikut pertemuan IJABI dalam skala besar, saya tidak tahu. Karena untuk pertemuan berskala besar, siapapun bisa mengikutinya,’’ kata Syamsuddin.

Ia juga mengatakan tak ada keterkaitan IJABI dengan pembuatan atau peredaran pin tersebut. Karena misi dakwah IJABI, menurutnya, bukan ke arah pembuatan gambar Nabi. ina/rin

By Republika Newsroom


Tidak ada komentar:

Posting Komentar